Selasa, 29 Desember 2009

“Ternyata, Panglima itu adalah Sebuah Kata”

oleh: Ika Puspita PMB NIM 09709251014

Manusia adalah makhluk berpikir. Aristoteles menyatakan dengan istilah animal rationale. Oleh karena kemampuan berpikir ini manusia dapat memahami dan menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan ini diperoleh karena adanya interaksi antara manusia sebagai subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan manusia ada yang diperoleh secara spontan dan ada yang diperoleh secara sistematik reflektif. Pengetahuan spontan diperoleh secara langsung berdasarkan hasil tangkapan inderawi yang besifat sangat terikat oleh perubahan ruang dan waktu. Sedangkan pengetahuan reflektif diperoleh manusia melalui proses panjang trial dan error, diuji secara berulang-ulang secara kritis, disusun secara sistematis menjadi system yang kebenarannya bersifat umum, relative tidak tidak terikat ruang dan waktu.

Panglima, engkau merupakan pengetahuan manusia yang reflektif bukan pengetahuan spontan. Proses penciptaan engkau melalui kajian empiris dan filosofis terhadap berbagai ide atau gagasan pengtahuan dan fenomena sosio-kultural religious masyarakat Indonesia. Proses kausalitas terjadinya engkau meliputi empat causa. Pertama causa materialis engkau adalah sebab bahan yang menjadikan engkau ada, yaitu sistem nilai dan budaya masyarakat Indonesia. Kedua causa formalis adalah sebab bentuk yang menjadikan engkau ada yaitu rumusan yang berurutan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Ketiga causa effisien adalah sebab karya atau proses kerja sehingga engkau itu ada, yaitu proses sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Keempat causa finalis adalah sebab tujuan diadakannya engkau, yaitu sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

Dalam diri engkau ada empat kebenaran. Sebagai kebenaran koherensi engkau merupakan dasar Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia bersunber dari engkau dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai engkau. Sebagai kebenaran korespondensi salah satu sila engkau sesuai ata cocok dengan kenyataan bahwa terdapat berbagai penyembahan terhadap Sang Pencipta, menjalanan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sesuai dengan agama yang diyakininya. Sebagai kebenaran pragmatis fungsi nyata engkau sebagai pemersatu bangsa dar keanekaragaman etnis, agama, budaya, bahasa daerah yang ada di Indonesia. Tanpa adanya engkau sebaga pemersatu bangsa, maka yang akan terjadi adalah disintregasi bangsa. Sebagai kebenaran konsensus engkau itu sendiri sebagai konsensus nasional yang disepakati oleh para pendiri bangsa pada tanggal 18 Agustus 1945.

Engkau berbentuk suatu sistem nilai yang mempunyai ciri-ciri merupakan kesatuan yang utuh, setiap unsur pembentuk engkau merupakan unsur mutlak yang membentuk kesatuan bukan unsur yang komplementer, sebagai satu kesatuan yang mutlak engkau tidak dapat ditambah atau dikurangi. Engkau sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan logis keberadaan unsur-unsurnya. Engkau mengandung serangkaian nilai yang merupakan satu kesatuan yang utuh, tak terpisahkan mengacu kepada tujuan yang satu. Engkau sebagai nilai yang termasuk nilai moral atau nilai kerohanian juga mengakui adanya nilai material dan nilai vital. Nilai-nilai egkau menjadi landasan dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan kenegaraan.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mangembangkan kepribadian dan kemampuan atau keahlian dalam kesatuan organis, harmonis, dinamis di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan kebangsaan kita adalah melalui pendidikan karakter, pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan akhlak, pendidikan budi pekerti. Untuk mewujudkan karakter yang baik memerlukan pendidikan moral yang komprehensif, komponen-komponen karakter yang baik mencakup pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral. Tugas pendidikan moral adalah membantu peserta didik supaya memilki karakter atau akhlak atau budi pekerti yang baik, sekaligus dimilikinya dalam diri peserta didik, pengetahuan, perasaan, dan tindakan moral yang saling melengkapi satu sama lain, dalam suatu kesatuan organis harmonis dinamis. Sedangkan tujuan pendidikan moral dalah membantu peserta didik agar menjadi bijak atau pintar(smart) dan membantu mereka menjadi orang yang baik. Baik dalam artian ini adalah dimilikinya nilai-nilai yang dapat memperkokoh martabat manusia dan mengembangkan kebaikan individu dan masyarakat. Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar engkau. Tak seyogyanya, bagi penyelesaian-penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional dipergunakan secara langsung sistem-sistem aliran-aliran ajaran, teori, filsafat, praktek pendidikan dari luar. Penggunaan sistem-sistem dan ajaran-ajaran dari luar setelah diintegrasikan dengan sistem pendidikan nasional hanyalah sebagai pembantu, perbandingan dan pemerkayaan. Sehingga kepribadian peserta didik tetap sesuai dengan kepribadian masyarakat Indonesia.

Nilai-nilai dasar engkau dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka yang mempunyai cita-cita dan nilai-nilai mendasar, bersifat tetap dan tidak berubah. Sehingga bersifat operasional, harus dieksplisitkan, dijabarkan melalui penafsiran yang sesuai dengan konteks jaman. Engkau sebagai ideologi terbuka mempunyai tiga dimensi. Pertama dimensi idealitas karena memiliki nilai-nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat Indonesia pada khususnya dan manusia pada umumnya. Kedua dimensi normative, artinya nilai-nilai dasar tadi dijabarkan dalam norma-norma atau aturan-aturan sebagaimana tersusun dalam tata aturan perundangan yang berlaku di Indonesia dari yang tertingi sampai yang terendah. Ketiga dimensi realitas, artinya mencerminkan realitas hidup yang ada di masyarakat , sehingga tidak pernah a bertentangan dengan tradisi adat-istiadat, kebudayaan, dan tata hidup keagamaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Dengan memiliki ketiga dimensi tersebut menghendaki adanya dialog yang tiada henti dengan tantangan-tantangan masa kini dan masa depan dengan tetap mengacu kepada pencapaian tujuan nasional dan cita-cita nasional Indonesia.

Kelima prinsip engkau menjadi dasar yang cukup integratif bagi kelompok-kelompok politik yang cukup heterogen dalam sejarah Indonesia modern. Dalam penyusunan sistem ekonomi nasional yang tangguh untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, engkau sebagai lanasan filosofinya. Dimana perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Dalam pengembangan sosio-budaya, engkau memberikan suatu kerangka di dalam mana semua kelompok di dalam masyarakat dapat hidup bersama, bekerja bersama di dalam suatu dialog karya yang terus menerus guna membangun suatu masa depan bersama. Engkau sendiri tidak merumuskan masa depan itu, tetapi membiarkan masa depan itu terbuka untuk ditentukan dan dibangun secara bersama-sama oleh semua anggota masyarakat Indonesia. Dalam arti ini, engkau mempertahankan baik kesatuan maupun kemajukan Indonesia secara dinamis.

Bagi pengembangan ketahanan nasional, engkau adalah seperangkat nilai yang dapat memelihara persatuan Indonesia. Karena engkau mengakui pluralitas yang membutuhkan kebersamaan dan realitas terintegrasinya pluralitas.. Sistem hukum dalam pembangunan hukum harus dikembangkan berdasarkan dan bersumber dari nilai-nilai engkau. Nilai-nilai dasar engkau menjadi acuan dalam pengembangan sarana pencapaian kehidupan harmonis antar umat beragama yang diselenggarakan dengan segala kearifan dan kebijakan. Dengan ini diharapkan pelestarian persatuan nasional yang semakin mantap. Karena dilihat dari segi etnis, bahasa, agama dan sebagainya Indonesia adalah salah satu Negara yang paling majemuk di dunia. Engkau juga sebagai ruh bangsa bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, engkau berperan memberikan beberapa prinsip etis kepada ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu: martabat manusia sebagai pribadi, sebagai subjek tidak boleh diperalat untuk kepentingan iptek, prinsip “tidak merugikan”, harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan, iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan dari kesulitan-kesulitan hidupnya, harus dihindari adanya monopoli iptek, dan diharuskan adanya kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan yaitu bahwa iman memancar dalam ilmu sebagai usaha memahami”sunnatulah”, dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman.

Pada saat ini engkau lebih banyak dihadapkan pada tantangan berbagai varian kapitalisme daripada komunisme atau sosialisme. Ini disebabkan perkembangan kaptalisme yang bersifat global. Fungsi engkau memberi orientasi untuk terbentuknya struktur kehidupan sosial-politik dan ekonomi yang manusiawi, demokratis dan adil bagi seluruh rakyat. Nilai-nilai engkau sebuah kesatuan organis, harmonis, dinamis sebagai orientasi pembangunan nasional dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional. Engkau sebagai nilai-nilai dasar yang menjadi referensi kritik sosial budaya yang dimaksudkan agar proses perubahan sosial budaya yang sangat cepat yang terutama diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang spektakuler yang terjadi dalam derap dan langkah pembangunan dalam era informasi ini, tetap didasari dan dijiwai nilai-nilai engkau. Kritik sebagai bahan dialog dalam proses mencapai fusi horison makna pembangunan sangat diperlukan sehingga pembangunan dapat dinamis dan konstektual dalam menghadapi tantangan zaman dan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan negara (nilai-nilai engkau).

Tetapi di era global dengan ciri dunia tanpa batas, dunia datar(dunia maya) secara langsung maupun tidak langsung banyak ideologi asing yang gencar menerpa masyarakat Indonesia. Hal ini terkadang tidak sadari oleh masyarakat kita, bahkan mereka banyak yang menganggap bahwa nilai-nilai dan ideologi asing justru menjadi pandangan hidupnya. Seperti materialism, hedonism, konsumerisme. Materialisme dalam hal ini diartikan sebagai sikap hidup yang mengagungkan materi ata benda-benda. Ukuran kesuksesan seseorang dipandang dari sudut materi yang dimiliki(uang, harta benda atau kekayaan) sehingga sering mengabaikan etos kerja dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian lama kelamaan orang menjadi kurang menghargai orang lain dari sisi spiritualnya(seseorang dihargai karena kekayaan materi, bukan kekayaan batin yang dimiliki). Hedonisme adalah suatu paham dan sikap hidup yang mengejar kenikmatan dan kesenangam duniawi dengan orientasi pada pemuasan kebutuhan hidup secara fisik, seperti senang menikmati makanan mahal atau berkelas, gaya hidup metropolitan dengan dunia gemerlap di mana seks bebas, merokok, narkoba, minum alkohol menjadi kebiasaan yang sering tidak dapat dipisahkan.

Gejala lain, kecenderungan masyarakat Indonesia yang tampak menggejala saat ini adalah konsumerisme, yaitu suatu sikap dan gaya hidup yang lebih senang berposisi sebagai pengguna(konsumen) daripada produsen. Kecenderungan konsumtif yang berlebihan ditandai dengan membeli atau memiliki barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, melainkan sekedar karena didinginkan. Dengan adanya gejala tersebut di atas semakin diperlukan sebuah kajian kritis terhadap engkau sebagai sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Diharapkan masyarakat Indonesia semakin kritis dalam menentukan pilihan-pilihan pandangan hidup, sikap dan gaya hidup yang selaras dengan nilai-nilai engkau sebagai bagian dari budaya bangsa. Dengan demikian, masyarakat Indonesia memiliki prinsip-prinsip hidup yang kokoh, orientasi hidup yang jelas dalam bersikap dan berperilaku sehingga tidak terombang-ambing mengikuti arus global. Tetapi jika masyarakat Indonesia tidak mampu mengaplikasikan pandangan hidupnya, sikap dan gaya hidup yang berdasarkan engkau. Jika ini yang terus terjadi maka engkau hanya menjadi rangkaian kata-kata yang indah yang bersifat verbalis belaka yang tidak berarti. Boleh diungkapkan ternyata, panglima itu adalah sebuah kata.

Daftar Pustaka

Atang abdul hakim,dkk,.2008.Filsafat Umum.Bandung:Pustaka Setia

Rukiyati,dkk,.2008.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:UNY Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar